Pentingnya Anak Belajar Memasak
- Sutan Hartanto
- 22 Sep 2021
- 2 menit membaca

Memasak, tentunya merupakan salah satu keterampilan praktis terpenting yang diperlukan dalam hidup sehari-hari (lifeskill). Semua orang perlu makan. Dan salah satu cara menghasilkan makanan yang paling umum adalah dengan memasak. Meski anak-anak kita tidak bercita-cita menjadi chef atau koki, tetapi mereka perlu belajar memasak setidaknya dasar-dasarnya, serta berlatih menghasilkan masakan sederhana. Memasak air, memasak nasi, membuat susu, menggoreng telur.... Tentu disesuaikan dengan usia dan perkembangan kemampuannya.
Selain itu, kegiatan memasak (bersama) juga memberikan banyak manfaat bagi anak terutama usia dini, antara lain :
Mengembangkan Keterampilan Dasar
Keterampilan dasar tersebut antara lain konsep dasar matematika dan kemampuan berbahasa. Dengan menghitung jumlah telur yang diperlukan saat memasak, menuangkan air sejumlah sekian gelas, menimbang gula maupun tepung, secara alami anak belajar konsep matematika dasar. Selain itu, anak juga punya kesempatan mengenal kata-kata baru, yang dengan demikian menambah kosa katanya.
Gula, coklat, telur, garam, tomat, wortel, brokoli, minyak goreng, blender, kompor, penggorengan, kulkas, sendok, garpu.... Semua itu bisa dikenalkan pada anak dengan cara praktek langsung dan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga anak akan lebih menyerap dan mengingatnya.
Bereksplorasi dengan Panca Indera
Anak belajar dengan menggunakan panca inderanya untuk bereksplorasi, bertualang, menjelajah. Dan dapur tentu saja merupakan salah satu tempat yang tepat untuk itu. Ajak anak untuk mendengarkan desiran mixer, mengamati warna-warni bahan makanan, meremas-remas adonan, membaui bumbu atau sayur yang baru dimasak, mencicipi masakan. Siapa tahu mereka jadi tertarik dan ingin mencobanya.
Meningkatkan Selera Makan Anak
Sebagian anak kadang-kadang sangat pemilih dalam hal makanan. Mereka akan sulit untuk diajak mencicipi makanan baru. Dengan mengajak mereka memasak (dan makan bersama), sangat mungkin mereka akan tergugah selera (dan keberaniannya) untuk mencicipi makanan baru.
Hal ini dialami penulis waktu membawakan program Cooking di sekolah. Waktu itu kami membuat roti pisang. Bahan dan caranya sederhana, yaitu roti tawar diisi pisang kemudian digulung. Karena sederhana, semua anak bisa melakukannya. Dan mereka semua mau makan masakannya, termasuk anak yang sebelumnya belum mau (belum pernah) makan pisang.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Anak-anak suka memamerkan kemampuannya (dalam arti positif), terutama keterampilan barunya. Mereka senang menunjukkan bahwa mereka bisa. Bila kita memberikan respon positif, misalnya berupa senyuman, pujian, acungan jempol, atau sekedar ekspresi takjub, mereka akan merasa senang dan bangga. Rasa percaya dirinya akan mengembang, dan mereka akan terdorong untuk belajar, berlatih keterampilan-keterampilan baru lainnya, atau mengasah keterampilan yang sudah mereka miliki.
Di dapur, anak punya banyak kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Karena itu, beri kesempatan sebanyak mungkin bagi anak untuk ikut berperan serta, membantu, mengerjakan bagian-bagian yang bisa atau ingin mereka lakukan. Mungkin mereka ingin membantu menuang air, menaruh gula, memecah telur, mencuci sayur, mungkin menghias kue. Beri kesempatan pada mereka untuk melakukannya. Perbanyak pujian, kurangi kritikan. Tidak masalah kalau hasilnya tidak sempurna, air tumpah sedikit, dapur belepotan dan berantakan. Tentu saja faktor keamanan dan keselamatan perlu dipertimbangkan, misalnya yang berkaitan dengan penggunaan pisau dan kompor.
Karena penting dan bermanfaatnya kegiatan masak bagi anak usia dini, maka Pelangi Indonesia menjadikan program Cooking sebagai salah satu program utama, yang diadakan secara berkala. Materi dan jenis masakan yang dikenalkan dalam program Cooking mengutamakan kemudahan dan kesederhanaan. Mudah mendapatkan bahannya, mudah cara memasaknya. Yang utama adalah bahwa sebanyak mungkin anak bisa berperan serta dalam program ini, untuk mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri mereka.
ć³ć”ć³ć